Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Matahari buatan Korsel

     Setelah ramai di perbincangkan menngenai matahari buatan cina kali ini korea selatan memilikinya juga meskipun suhu intinya kalah setengahnya.Korea Selatan sukses menyalakan Matahari Buatan sepanjang 20 detik dengan temperatur menggapai 100 juta derajat Celcius, catatan waktu yang lebih lama dari Matahari Buatan Cina.Catatan waktu reaktor fusi nuklir dari Pusat Riset Tingkatan Lanjut Superkonduktor Tokamak kepunyaan Korea Selatan( KSTAR) ini sukses melebihi catatan waktu Matahari Buatan Cina.

     Sepanjang ini, fitur fusi lain yang beroperasi di temperatur 100 juta derajat ataupun lebih besar belum terdapat yang sukses menyala lebih dari 10 detik.Ini merupakan batasan operasional fitur berkonduksi wajar serta susah buat mempertahankan status plasma yang normal dalam fitur fusi pada temperatur besar buat waktu yang lama.

     Panas Matahari Buatan Korsel ini memang masih kalah dari Matahari Buatan Cina yang memiliki suhu hingga 150 juta derajat Celcius. Panas 15 juta derajat Celcius ataupun 15 kali lebih panas dari inti Matahari yang terdapat di pusat tata surya.Tetapi, Matahari buatan Cina ini baru dapat menyala sepanjang sebagian detik saja. Tidak hanya itu, tenaga yang dihasilkan Matahari buatan ini juga belum seberapa besar, baru 2- 3 mega- amps. Masih kalah dari reaktor Joint European Torus di Inggris yang telah berumur 40 tahun. Reaktor ini dapat menciptakan listrik sampai 7 mega- amps.

     Pada 2 November, KSTAR yang terletak di Institut Tenaga Fusi Korea mengumumkan riset bersama dengan Universitas Nasional Seoul( SNU) serta Universitas Columbia di Amerika Serikat. Hasil kerjasama ini sukses menyalakan Matahari Buatan Korsel sepanjang 20 detik. Ini ialah ketentuan utama pemanfaatan tenaga fusi nuklir.Lama nyala pembangkit listrik dengan tenaga fusi nuklir ini bertambah jauh dari 2019 yang cuma 8 detik saja. Sedangkan pada 2018, Tokamak buatan Korsel ini sukses memegang angka 100 juta derajat Celcius buat bertama kalinya sepanjang 1, 5 detik.Dengan demikian, diharapkan dapat jadi sumber tenaga listrik yang tanpa batasan.

Matahari buatan Korsel
Matahari buatan Korsel

     Tidak hanya itu tenaga listrik lebih bersih dibanding tenaga fosil yang sepanjang ini digunakan bagaikan bahan bakar aktivitas industri manusia, semacam bensin, avtur, sampai batu bara.Buat menghasilkan kembali reaksi fusi yang terjadi sepereti di matahari tapi di Bumi, isotop hidrogen wajib ditempatkan di dalam fitur fusi Tokamak semacam KSTAR(Korea Superconducting Tokamak Advanced Research) buat menghasilkan kondisi plasma yang memisahkan ion serta elektron. Buat memisahkan kedua partikel ini, ion wajib dipanaskan serta dipertahankan pada temperatur besar.

     Mengutip Digital Trend, temperatur yang sangat besar sampai 100 juta derajat dibutuhkan supaya atom hidrogen memperoleh tenaga yang lumayan buat menanggulangi style tolak listrik antar proton.
Perihal ini membolehkan atom buat berfusi, sehingga dapat menciptakan listrik melalui proses energi fusi termonuklir. Respon ini dapat jadi sumber tenaga alternatif berkepanjangan yang bisa kurangi ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil." Teknologi yang diperlukan buat pembedahan jangka panjang 100 juta plasma merupakan kunci realisasi tenaga fusi," jelas Direktur Si- Woo Yoon dari Pusat Riset KSTAR di KFE, semacam dilansir Phys.

     " Keberhasilan eksperimen KSTAR dalam pembedahan temperatur besar yang lebih lama... bawa kita selangkah lebih dekat ke pengembangan teknologi buat realisasi tenaga fusi nuklir," tambah Yong- Su Na, profesor di Jurusan Metode Nuklir SNU yang bersama- sama melaksanakan riset pembedahan plasma KSTAR.

     KSTAR berencana buat menyalakan Matahari Buatan lebih lama, 300 detik dengan temperatur ion lebih besar dari 100 juta derajat pada tahun 2025

Posting Komentar untuk "Matahari buatan Korsel"